Selasa, 29 September 2009

Pendidikan

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis sampaikan ucapan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT.,  yang  atas berkat rahmat dan hidayahNYA, penulis masih diberi kesehatan, kekuatan dan kemampuan untuk bisa menjalankan aktifitas sehari-hari dan atas izinNYA pula penulis bisa menyelesaikan makalah ini.

Makalah yang merupakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia ini saya beri judul “PENDIDIKAN” dan tentunya membahas tentang pengertian pendidikan,  jenis-jenis pendidikan, tujuan dan manfaat dari pendidikan secara umum.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan terima kasih yang tiada terhingga kepada :

  1. Ayah dan ibu  penulis yang tidak pernah lelah berjuang demi anak-anak dan senantiasa memberikan dukungan lahir dan bathin, sehingga kami semua anak-anak ayah dan ibu tetap bersemangat dalam belajar dan dalam mengerjakan pekerjaan sekolah maupun pekerjaan rumah.
  2. Guru Bahasa Indonesia kelas XI-IS4 yang selalu sabar namun tegas dalam memberikan ilmu, bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  3. Teman-teman sekalian khususnya teman-teman di kelas XI-IS4 atas dukungan, motivasi dan sumbangan masukan-masukan kepada penulis, atas akrabnya pertemanan kita semua selama ini,  dan atas sikap saling mengerti diantara kita .

Akhir kata, semoga makalah ini memberikan tambah pengetahuan   tentang pendidikan kepada para pembaca sekalian ,. Penulis mengharapkan  kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk kesempurnaan makalah-makalah berikutnya.

                                                                                     Wassalam

 

 

 

                                                                                   

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….                i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………                ii

BAB    I  PENDAHULUAN ………………………………………………...                 1

I.              PENGERTIAN PENDIDIKAN ……………………………..                  1

II.           SEJARAH PENDIDIKAN ………………………………….                  1

 

BAB   II  PEMBAHASAN ………………………………………………….                 3

I.              JENJANG PENDIDIKAN …………………………………..                 3

II.           JALUR PENDIDIKAN ……………………………………..                  7

III.         JENIS PENDIDIKAN ………………………………………                  8

IV.        FILOSOFI PENDIDIKAN ………………………………….                 10

V.           KUALITAS PENDIDIKAN ………………………………..                   10

VI.        TINGKAT PENDIDIKAN …………………………………                   11

VII.      TUJUAN PENDIDIKAN …………………………………..                   12

VIII.   MANFAAT PENDIDIKAN ……………………………….       13

BAB III   KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………..                   15

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….                  17

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

I.             PENGERTIAN PENDIDIKAN

Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik"artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya"anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing "sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

II. SEJARAH PENDIDIKAN

Sistem pendidikan pada masa lalu baru dapat terekam dengan baik pada masa Hindu-Buddha. Menurut Agus Aris Munandar dalam tesisnya yang berjudul Kegiatan Keagamaan di Pawitra Gunung Suci di Jawa Timur Abad 14—15(1990). Sistem pendidikan Hindu-Buddha dikenal dengan istilah karsyan.Karsyan adalah tempat yang diperuntukan bagi petapa dan untuk orang-orang yang mengundurkan diri dari keramaian dunia dengan tujuan mendekatkan diri dengan dewa tertinggi. Karsyan dibagi menjadi dua bentuk yaitu patapan dan mandala.

Patapan memiliki arti tempat bertapa, tempat dimana seseorang mengasingkan diri untuk sementara waktu hingga ia berhasil dalam menemukan petunjuk atau sesuatu yang ia cita-citakan

Mandala merupakan tempat suci yang menjadi pusat segala kegiatan keagamaan, sebuah kawasan atau kompleks yang diperuntukan untuk para wiku/pendeta, murid, dan mungkin juga pengikutnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan Proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

 

I. JENJANG PENDIDIKAN

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

 

a. Pendidikan anak usia dini

Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberianrangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaanyang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

§         Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

§         Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

 

Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini

§                     Infant (0-1 tahun)

§                     Toddler (2-3 tahun)

§                     Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)

§                     Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

Satuan Penyelenggara PAUD :

§                     Taman Kanak-kanak (TK)

§                     Raudatul Athfal (RA)

§                     Bustanul Athfal (BA)

§                     Kelompok Bermain (KB)

§                     Taman Penitipan Anak (TPA)

§                     Satuan PAUD Sejenis (SPS)

§                     Sekolah Dasar Kelas Awal (kelas 1,2,3)

§                     Bina Keluarga Balita

§                     Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

§                     Keluarga

§                     Lingkungan

 

b. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjangpendidikan menengah. Di akhir masa pendidikan dasar selama 6 (enam) tahun pertama (SD/MI), para siswa harus mengikuti dan lulus dariUjian Nasional (UN) untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya (SMP/MTs) dengan lama pendidikan 3 (tiga) tahun.

 

c. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun

Jenis-jenis Pendidikan Menengah :

Pendidikan menengah umum

Pendidikan menengah umum diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA). Pendidikan menengah umum dikelompokkan dalam program studi sesuai dengan kebutuhan untuk belajar lebih lanjut di perguruan tinggi dan hidup di dalam masyarakat. Pendidikan menengah umum terdiri atas 3 (tiga) tingkat.

Pendidikan menengah kejuruan

Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Pendidikan menengah kejuruan dikelompokkan dalam bidang kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dunia industri/dunia usaha, ketenagakerjaan baik secara nasional, regional maupun global, kecuali untuk program kejuruan yang terkait dengan upaya-upaya pelestarian warisan budaya. Pendidikan menengah kejuruan terdiri atas 3 (tiga) tingkat, dapat juga terdiri atas 4 (empat) tingkat sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Jenis-jenis penyelenggara Pendidian Menengah :

§                     Sekolah Menengah Atas (SMA)

§                     Madrasah Aliyah (MA)

§                     Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

§                     Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

§                     Program paket C

§                     Pendidikan diniyah menengah atas

 

d. Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.

Jenis-jenis Pendidikan Tinggi

§         Pendidikan akademik

§         Pendidikan profesi

§         Pendidikan vokasi

Program pendidikan yang ditawarkan :

§         Diploma

§         Sarjana

§         Magister

§         Doktor

§         Spesialis

Jenis-Jenis Penyelenggara Pendidikan Tinggi :

§         Perguruan tinggi

§         Akademi

§         Politeknik

§         Sekolah Tinggi

§         Institut

§         Universitas

 

e. Materi pendidikan

Materi Pendidikan harus disajikan memenuhi nilai-nilai hidup. nilai hidup meliputi nilai hidup baik dan nilai hidup jahat. penyajiannya tidak boleh pendidikan sifatnya memaksa terhadap anak didik, tetapi berikan kedua nilai hidup ini secara objektif ilmiah. dalam pendidikan yang ada di Indonesia seharusnya berjalan diatas sistem tersebut agar Indonesia menjadi lebih baik.

 

II. JALUR PENDIDIKAN

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

a. Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

b. Pendidikan nonformal

Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan lanjutan.

Pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran (TPA), maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan pendidikan dasar.

Pendidikan lanjutan meliputi program paket C(setara SLA), kursus, pendidikan vokasi, latihan keterampilan lain baik dilaksanakan secara terogranisasi maupun tidak terorganisasi.

Pendidikan Non Formal mengenal pula Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai pangkalan program yang dapat berada di dalam satu kawasan setingkat atau lebih kecil dari kelurahan/desa. PKBM dalam istilah yang berlaku umum merupakan padanan dari Community Learning Center (CLC)yang menjadi bagian komponen dari Community Center.

c. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

 

III. JENIS PENDIDIKAN

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.

a. Pendidikan umum

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

b. Pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).jenis ini termasuk ke dalam pendidikan formal.

 

c. Pendidikan akademik

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

d. Pendidikan profesi

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesiatau menjadi seorang profesional.

Salah satu yang dikembangkan dalam pendidikan tinggi dalam keprofesian adalah yang disebut program diploma, mulai dari D1 sampai dengan D4 dengan berbagai konsentrasi bidang ilmu keahlian. Konsentrasi pendidikan profesi dimana para mahasiswa lebih diarahkan kepada minat menguasai keahlian tertentu. Dalam bidang keahlian dan keprofesian khususnya Desain Komunikasi Visual terdapat jurusan seperti Desain Grafis untuk D4 dan Desain Multimedia untuk D3 dan Desain Periklanan (D3). Dalam proses belajar mengajar dalam pendidikan keprofesian akan berbeda dengan jalur kesarjanaan (S1) pada setiap bidang studi tersebut.

e. Pendidikan vokasi

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).

Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikandiploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4, maksimal setara dengan program pendidikan sarjana. Lulusan pendidikan vokasi akan mendapatkan gelar vokasi.

f. Pendidikan keagamaan

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.

g. Pendidikan khusus

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).

 

IV. FILOSOFI PENDIDIKAN

Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.

Banyak orang yang lain, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."

Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

 

V. KUALITAS PENDIDIKAN

Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia, yaitu:

§         Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan. Dalam hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.

§         Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya yang merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan.

 

VI. TINGKAT PENDIDIKAN

Kelas                                       Usia

Taman Kanak-kanak

a. Kelompok Bermain               4 tahun

b. Kelompok A                        5 tahun

c. Kelompok B             6 tahun

Sekolah Dasar

a. Kelas 1                                 7 tahun

b. Kelas 2                                8 tahun

c. Kelas 3                                 9 tahun

d. Kelas 4                                10 tahun

e. Kelas 5                                 11 tahun

f. Kelas 6                                 12 tahun

Sekolah Menengah

A.           Pertama

a. . Kelas 7                               13 tahun

b. . Kelas 8                              14 tahun

c. . Kelas 9                               15 tahun

B. Atas

a. . Kelas 10                             16 tahun

b. . Kelas 11                            17 tahun

c. . Kelas 12                             18 tahun

Akademi/Institut/Politeknik/Sekolah Tinggi/Universitas

a. 4 tahun(Sarjana)                   berbagai usia

b. 2 tahun(Magister)                 berbagai usia

c. 1 tahun(Doktor)                    berbagai usia

 

 

VII. TUJUAN PENDIDIKAN

 

Seseorang disekolahkan oleh orang tuanya tentu agar menjadi seseorang yang cerdas dan berperilaku baik.
Itu adalah tujuan diadakannya pendidikan di negara indonesia, yaitu TAQWA, CERDAS  dan TERAMPIL.

Dengan tujuan ini sudah seharusnyanya seseorang yang telah memasuki dunia pendidikan harus berbeda dengan orang yang belum pernah mengenyam pendidikan. Perbedaan itu tentu harus terlihat dari ketaqwaan, kecerdasan dan ketrampilannya. Manakala tidak ada perbedaan apalah artinya pendidikan baginya.

Semakin tinggi pendidikan seseorang, dari sisi ketaqwaan maka dia harus lebih bertaqwa. Mengapa? Karena semakin tinggi pendidikan berarti dia semakin tau tentang hal yang baik dan yang buruk, mana yang jahat dan tidak jahat. Kalau dia tidak semakin taqwa, dia pasti akan menjadi seseorang yang sombong, angkuh karena telah mampu mengenyam pendidikan yang tinggi. Dari sisi perasaan seseorang yang berpendidikan tinggi pasti lebih egois dan kurang menghargai perasaan orang lain jika tujuan taqwa ini tidak ada padanya. Karena dengan peningkatan ketaqwaan ini seseorang akan lebih santun, berakhlak mulia dan dapat menghargai perasaan sesama, tentunya dengan pengetahuan yang dia miliki.

Kemudian seseorang yang berpendidikan pasti menjadi lebih cerdas. Ini menjadi tujuan utama orang tua memasukkan anaknya untuk masuk dunia pendidikan. Terkadang orang tua lupa bahwa ketaqwaan adalah modal utama untuk hidup (sisi rohani). Orang yang cerdas tidak bertaqwa dia akan menjadikan kecerdasannya untuk mengbohongi orang lain, dan hal negatif lainnya.

Demikian pula keterampilannya, kalau dia tidak bertaqwa ketampilannya akan digunakan untuk menjahili orang lain. Contohnya banyak orang yang karena kepandaiannya dia kirim virus komputer ke user lain. Ada juga yang terampil membuat bom untuk teror.

Disisi lain memang tak mudah menciptakan generasi yang bertaqwa. Lebih mudah menciptakan generasi yang cerdas dan terampil daripada menciptakan generasi yang bertaqwa. Tetapi paling tidak untuk meminimalkan seseorang yang cerdas menjadi jahat. Kita semua pasti setuju kejahatan tidak akan pernah hilang dimuka bumi, tapi apakah kita harus menyerah? Tidak. Manusia diwajibkan untuk menyerukan kebaikan dan menjauhi kejahatan oleh Tuhan. Jika itu sudah kita lakukan maka hasil akhirnya kita serahkan kepada Tuhan. Kita telah berusaha dan tak pernah lelah menyeru untuk kebaikan.

Orang tua dan guru harus bisa menjadi teladan dalam hal ketaqwaan bagi anak/ anak didiknya.

Disini pentingnya ketiga tujuan diatas agar benar-benar di tanamkan pada anak didik sejak taman kanak-kanak. Meninggalkan salah satunya menyebabkan kehidupan tidak seimbang.

 

VIII. MANFAAT PENDIDIKAN

Orang yang akan mendapat beberapa keuntungan atau manfaat pendidikan yang pertama dan yang paling nyata adalah siswa. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga setiap karakteristik tersebut harus dapat dipahami agar mereka dapat mencapai manfaat dalam pendidikan. Sebagai tambahan pengaruh orang lain dalam masyarakat dapat mempengaruhi pendidikan siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung (keluarga dan teman-teman atau guru). Manfaat yang akan diperoleh siswa mudah sekali untuk dijelaskan, siswa yang belajar membaca disekolah lebih baik dari pada mereka yang tidak dapat membaca.

Dalam ekonomi hal ini disebut “manfaat pribadi”. Para ekonom membedakan manfaat pribadi dengan manfaat sosial. Manfaat sosial adalah sesuatu yang dapat mengembangkan orang selain pendidikan. Masyarakat dikatakan lebih baik karena pendidikan mereka.

Karakteristik dan pembawaan umum tertentu dapat dianggap sebagai hasil dari sekolah, termasuk pemahaman tentang nilai demokrasi sebagai upaya untuk memerangi segala bentukkediktatoran dalam suatu pemerintahan dan kemampuan untuk berpikir kritis dan yang pantas. Keahlian tersebut mungkin menjadi pengaruh tidak langsung dari bidang studi kewarganegaraan, ilmu sosial, sejarah, filsafat, bahasa, dan pengajaran lain.

Perubahan yang dipengaruhi oleh pengalaman pendidikan. Secara metodologis hal ini berarti bahwa pengukuran pretest dan protest pada individu diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan yang disebabkan oleh pendidikan. Hal ini dikenal sebagai “pendekatan penambahan nilai”.

Terdapat lima cara yang berbeda untuk membuat fakulasi (penghitungan) dan mengaplikasikan metode yang spesifik pada pendidikan yang lebih tinggi. Yang pertama adalah dalam mengevaluasi perubahan individu, segala yang dihabiskan dalam pendidikan (tingkat biaya) adalah ukuran kelebihannya. Kedua yaitu menyelidiki reaksi klien terhadap pendidikan universitas. Ketiga adalah mempertimbangkan peningkatan dalam nilai kapita dari manusia yang merupakan hasil dari pendidikan yang lebih tinggi. Keempat melihat seberapa besar pendidikan yang lebih tinggi bertanggung jawab atau berperan dalam pertumbuahn. Kelima dalam memperkirakan nilai pendidikan universitas dengan melihat pada tingkat pengembalian investasi pada pendidikan universitas.

Manfaat pendidikan diperoleh selama pengalaman dari pendidikan itu sendiri, manfaat pendidikan dapat ditanyakan pada siswa setelah mereka melaksanakan pendidikan. Persamaannya seperti manfaat sosial dari mengikuti permainan sepak bola di SMA terjadi selama pengalaman pendidikan.

 

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 

I.             KESIMPULAN

“Knowledge is power”

Kutipan yang terkenal dari Francis Bacon tersebut jelas mengungkapkan pentingnya pendidikan bagi manusia. Sumber pokok kekuatan manusia adalah pengetahuan. Mengapa? Karena manusia dengan pengetahuannya mampu melakukan olah-cipta sehingga ia mampu bertahan dalam masa yang terus maju dan berkembang.

Dan proses olah-cipta tersebut terlaksana berkat adanya sebuah aktivitas yang dinamakan PENDIDIKAN. Pendidikan menurut KBBI berarti sebuah kegiatan perbaikan tata-laku dan pendewasaan manusia melalui pengetahuan. Bila kita lihat jauh ke belakang, pendidikan yang kita kenal sekarang ini sebenarnya merupakan ”adopsi” dari berbagai model pendidikan di masa lalu.

II.          SARAN

Kebanyakan orang mengatakan: “ PENDIDIKAN ITU MAHAL “

Pendidikan mahal itu wajar bagi yang menginginkan kwalitas yang bagus, untuk mewujudkan kualitas yang bagus dibutuhkan sarana dan prasarana yang bagus juga, sehingga membutuhkan dana yang besar. Dan pendidikan yang  mahal  tentu  saja    hanya orang yang mampu saja yang bisa menikmatinya. 
Bagaimana solusi untuk orang yang kurang mampu? 
Pendidikan bukan saja tugas dan tanggung jawab     pemerintah      tapi   kita           semua, dibentuknya   komite   sekolah   agar masyarakat baik kalangan ekonomi lemah      dan ekonomi kuat dapat bergandengan tangan, bahu  membahu mewujudkan    pendidikan     berkualitas bagi orang yang kurang mampu. 
Kalau kita menunggu pemerintah untuk 75% perhatiannya pada dunia pendidikan, maka laju pertumbuhan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia akan berjalan lambat, karena hal itu tidak mungkin dalam situasi negara kita seperti ini. Untuk apa menunggu pemerintah, mari kita mulai dari diri kita masing - masing, tanyakan apa yang sudah saya perbuat dan sudah kita sumbangkan untuk dunia pendidikan saat ini. 

Kalau belum, lakukan mulai sekarang, "air setetes bila dikumpulkan akan menjadi lautan". 

Kritik, tuntutan dan mencari - cari kesalahan pemerintah (bocornya dana pendidikan, KKN dll ) itu juga akan memperlambat laju pertumbuhan pendidikan yang berkualitas, karena pemusatan perhatian kita hanya pada hal itu bukan pada proses pendidikan berkualitasnya, Kita semua tahu sampai dimana kualitas SDM terutama moral para pejabat pemerintahan yang mementingkan kontongnya sendiri, Untuk apa di bahas, dituntut dll, karena tidak akan selesai-selesai dan negara kita masih punya orang - orang yang kualitas nya seperti itu (sangat buruk), buktinya di pilih rakyat. Biar mereka mempertanggung jawabkannya pada sendiri perbuatan mereka pada Tuhan Yang Maha Esa. 

Saya berharap kita semua dari seluruh berbagai kalangan dan golongan dapat memutuskan tali buruk ini. Mari, mulai generasi kita, kita mulai membenahi kualitas SDM, jangan tunggu orang lain berubah, mulailah dari kita masing - masing. 

Kalau kita semua menginginkan kualitas SDM yang baik di negara kita "gampang", 
1. Kita semua tahu mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang buruk untuk tidak   dilakukan, maka lakukanlah yang baik. 

2. Punyailah empati yang tinggi dengan orang lain dan dunia pendidikan, bantu dan turut andil jika anda dapat melakukannya. 

Dengan cara ini kemungkinan besar image "pendidikan itu mahal" akan terkikis lambat laun. 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://Aspirasi.US 13 Agustus, 2004

www.depdiknas.go.id/

d.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

ANTARA - Berita Indonesia Terkini - 16 Sep 2009

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar